MOMONEWS - Di balik keunikan nama yang dimilikinya, Tuhan (42) ialah sosok yang dikenal pekerja keras. Sejak usia 20-an tahun, pria asli Banyuwangi yang menetap di Desa Kluncing, Licin, ini telah menekuni profesinya sebagai tukang kayu.
Di sudut belakang rumah tempat tinggalnya, ada bilik sederhana berukuran 6x5 yang dijadikan tempatnya berkarya. Suara bising dengungan mesin gergaji kayu memecah heningnya pagi di Dusun Krajan, Kluncing. Tak hanya sebagai tempat kerjanya saja, bilik tempatnya memotong kayu dan membuat perabot kayu itu juga bercampur dengan kandang kambing miliknya.
Potongan kayu yang masih terikat rapi dengan segera diangkat oleh Tuhan ke atas meja sederhana miliknya. Penggaris dan spidol yang ia sisipkan di telinga dengan cekatan dipakainya sambil memberi ukuran ke balok kayu yang telah ia haluskan sebelumnya. Jika order sedang ramai, ia bisa menghabiskan waktu di bilik kerjanya mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Berbagai macam perabot kayu ia kerjakan, mulai dari lemari, meja, pintu, kusen, jendela hingga tempat tidur.
"Kalau pas lagi rame gini ya mulai jam 7 sampai sore jam 5. Bikin kusen, jendela, lemari, macam macam lah sesuai pesanan," ujar Tuhan sembari mengoperasikan mesin gergaji di bilik miliknya, Jumat (21/8/2015).
Harga perabot kayu yang dijualnya pun bervariasi, mulai dari Rp 500 ribu hingga jutaan rupiah. Kepiawaiannya membuat perabot kayu sempat mengirimnya merantau hingga ke Kalimantan dan Bali hingga berbulan-bulan lamanya. Namun kali ini Tuhan memilih berkarya di Banyuwangi supaya lebih dekat dengan keluarganya.
"Lebih baik di Banyuwangi saja, dekat anak istri," tutupnya.
"Kalau pas lagi rame gini ya mulai jam 7 sampai sore jam 5. Bikin kusen, jendela, lemari, macam macam lah sesuai pesanan," ujar Tuhan sembari mengoperasikan mesin gergaji di bilik miliknya, Jumat (21/8/2015).
Harga perabot kayu yang dijualnya pun bervariasi, mulai dari Rp 500 ribu hingga jutaan rupiah. Kepiawaiannya membuat perabot kayu sempat mengirimnya merantau hingga ke Kalimantan dan Bali hingga berbulan-bulan lamanya. Namun kali ini Tuhan memilih berkarya di Banyuwangi supaya lebih dekat dengan keluarganya.
"Lebih baik di Banyuwangi saja, dekat anak istri," tutupnya.
0 Response to "Tuhan, Pekerja Keras Pembuat Perabotan."
Post a Comment